Tim riset inovasi dari MAN 2 Kudus menggelar audiensi dengan UPTD Provinsi Jawa Tengah di Kantor Gubernur Jawa Tengah, lantai 8, guna memaparkan aplikasi "SapaPangan", sebuah inovasi digital yang dirancang untuk mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Aplikasi ini hadir sebagai jawaban atas berbagai kendala di lapangan, mulai dari ketimpangan distribusi makanan, keterbatasan vendor penyedia, hingga rendahnya kualitas dan nilai gizi menu. Dengan mengusung prinsip transparansi, partisipasi publik, dan akuntabilitas, SapaPangan diharapkan dapat menjadi jembatan antara pemerintah, masyarakat, dan penyedia layanan makanan bergizi.
Tim inovator yang terdiri atas Nadienta Adzkia Ghaisani, Rafidha Hasna Paradise, Chika Ariella Haristanty Maharani, dan Akhdan Arif Athaya, dengan pembimbing Najih Irfani, sebelumnya telah meraih Gold Medal dalam Indonesian Student Research Competition (ISRC) 2025 di Bandung.
Ke depan, SapaPangan akan dilengkapi fitur pelacakan waktu pengolahan makanan, mulai dari jam masak hingga distribusi ke penerima manfaat, sebagai antisipasi isu keracunan makanan.
Audiensi ini dihadiri pula sejumlah stakeholder terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Sejumlah masukan pun diberikan, di antaranya perlunya jaminan higienitas, penambahan fitur edukasi gizi, serta pencatatan temuan bahan pangan yang mengandung pestisida.
Kepala MAN 2 Kudus, Ali Musyafak, menyampaikan apresiasinya atas kesempatan mempresentasikan inovasi siswa madrasah di forum pemerintah provinsi.
"Kami berharap aplikasi ini bisa menjadi kontribusi nyata dari madrasah untuk Jawa Tengah, bahkan bisa diadopsi di tingkat nasional hingga global," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Machrusun, menegaskan dukungan penuh terhadap pengembangan aplikasi tersebut.
Audiensi ini menjadi langkah awal penting untuk mengintegrasikan teknologi, riset, dan kebijakan publik dalam memperkuat pelaksanaan program MBG secara efektif dan berkelanjutan.